Inilah Masalah Kita!

Google Image
Seiring berjalan masa, bertambah lah umur kita telapak kaki makin tebal, rahang makin kuat, bahkan mata pun jadi lebih tajam. Hanya saja kadang analisa kita jadi lebih lambat sehingga kita jarang bisa menerima ide dan kreasi orang sekitar kita yang kadang menurut kita itu kurang bermamfaat bahkan itu sebuah sampah bagi kita, lain dengan kreasi kita sendiri semuanya terasa istimewa, terbaik dari yang terbaik padahal jika kita lihat kembali dan memperhatikannya tidak jauh beda dengan kreasi saudara kita yang lainnya…

Inilah masalah kita…

Kadangkala kita lebih mementingkan ego daripada menerima kebenaran dari orang lain, itu hanya karna orang yang jadi lawan bicara kita anggap lebih rendah popularitas dari kita, munkin jika kita telusuri lebih dalam kata perkata, pandangan demi pandangan akan jalan hidup yang orang sekitar kita jalani akan kita dapatkan 1000 langkah lebih baik dari kita, hanya saja langkah yang dia ayun penuh dengan kehati-hatian yang tidak menimbulkan bunyi kresek sehingga sebagian dari kita tidak mendengarnya, disebabkan kita masih memakai pendengaran sangat-sangat manual.
Inilah masalah kita…
Kereta api selalu jalan di relnya jika dia membelot maka kecelakaan tak bisa di elak kan. Ketika se-ekor rusa berjalan di semak-semak tempat berlalu-lalangnya singa tak dapat disangkal lagi dia akan jadi santapan seekor singa.
Tatkala seorang anak manusia berjalan dijalur yang salah, semua kita tahu kalau tersesat adalah akibatnya.

Seringkali kita salah dalam memilih jalan yang kita tempuh kepada satu tujuan, kadang kala jalannya benar tapi terlalu panjang sehingga kita lelah sebelum sampai kepada tujuan, kadang mengambil jalan pintas sehingga terjatuh dalam jurang tempat bersarangnya para predator, ambil lah jalan yang tidak berbahaya tapi tidak jauh jalan yang damai dan tentram jauh dari terik matahari yang membakar kulitmu, jauh dari salju yang akan membekukan hatimu, jauh dari badai yang akan melepas semua hijabmu, jauh dari kekeringan yang akan membuatmu lupa akan siapa dirimu.

Tapi seringkali seorang pengembara berjalan di jalan yang panjang, dijalur yang salah. pada hakikatnya dia mengetahui kalau jalur yang ia tempuh tidak akan membawa dia kapada tujuan yang di inginkan. Akan tetapi kanapa pengembara tersebut terus berjalan…?

Rambu demi rambu dia lewati kampung demi kampung dia singgahi seolah dia tidak memiliki tujuan akhir sehingga terlena dengan jalan yang panjang, terlena dengan keindahan yang dia jumpai, padahal limit waktu yang dia miliki tinggal sedikit. Kita kadang sering terlena dengan segala kenikmatan, kebaikan orang sekitar, tanpa kita sadari kita semakin terjerumus kepada keburukan disebabkan merasa kita itu baik dan menganggap diri jauh dari keburukan bahkan dengan bangganya mengatakan ” kalau aku tidak baik semua orang akan menjauhiku, tidak mau membantuku…!”

Mereka itu membantu kita karena mereka akan saudara kita se-iman dan se-agama membantu sesama adalah kewajiban bagi mereka mendapatkan pamrih dari Allah dengan membantu kita, jika saja kita itu berlainan agama dengan mereka munkin genderang perang adalah sebuah solusi yang bagus jika dilihat dari kelakuan kita. Kapan kita menginstrospeksi diri…? 

Masihkah kita menunda untuk berputar arah dan kembali ke jalur yang benar selagi kesempatan masih ada…
Atau kita harus berleha-leha…?
Waallahu a’lam

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »