Sepucuk Surat Dari Ibunda...


 
Google image


Untuk Ananda tersayang di negeri yang di berkahi

 
Engkau Sang Merpati putih-ku
 
Merpati-ku…
aku yakin kalau kamu itu merpati yang terbaik, merpati pilihan…
aku gak pernah ragu membiarkanmu untuk terbang jauh karna aku tau kamu pasti akan kembali, sayapmu begitu kuat untuk badai dunia ini, paruhmu begitu tajam kalau hanya untuk mematuk ulat, aku lepaskan dirimu untuk bisa mematuk ular demi mengasah ketajaman paruhmu.

Merpatiku…
Kamu tahu tidak…? Disaat gemgamanku akan tubuhmu tidak lagi rapat, disaat itulah bendungan air mataku tak lagi kokoh, ombak mutiara yang ada dibalik kelopak mataku begitu tangguh menabrak setiap sudut tanggul di mata ku sehingga tanpa kusadari butiran mutiara ini bergerak maju mengisi dua danau di pipiku, lesung pipi yang selama ini selalu kering dengan senyuman kini terisi dengan butiran air mata terharu penuh kebanggaan, akan kah danau itu kembali kering dengan kepulanganmu merpatiku….?
Ataukah dia akan selalu tergenang oleh dirimu tak pernah kembali…?

Segumpal daging merah dalam dadaku berharap mendapatkan percikan mata air bahagia yang engkau bawa tatkala dirimu kembali.
Lesung di pipi bermimpi tidak lagi penuh dengan air mata yang mesyesak kan akan tetesan embun kesejukan percikan dari tanah impian yang kau jelajahi.\

Aku pasrahkan segala keadaanmu kepada yang kuasa merpatiku, dirimu begitu besar sehingga aku tidak pantas menjadi tuanmu saat ini, aku begitu lemah sehingga tak pantas untuk menjaga mu yang sangat kuat,
Ilmu ku begitu sempit sehingga tak mampu menggapai luasnya pengetahuanmu, sebab itulah aku menbiarkan mu terbang sejauh yang engkau mau…

Bukanlah aku tak mampu jadi tuanmu, aku hanya ingin dirimu lebih baik dariku.
Terbanglah kemana yang engkau mau wahai merpati ku, gapailah apa yang engkau cita-citakan, bukankah binder mu pernah menulis “harta yang sedikit itu bukanla sebuah kekurangan, qana’ah adalah kunci setiap kepuasan, tidak salah untuk mencoba…!”

Merpatiku…
Jika engkau sudah sampai di tujuan mu jangan lupa kau ukir namaku sebagai bukti engkau ingat kepadaku, jika suatu saat nanti aku bisa mengembara seperti mu betapa bahagaianya diriku ketika melihat namaku sudah tertera disana.

Merpati ku..
Warna mu putih suci ketika aku melepaskan mu, jangan engkau kecewakan aku dengan warna hitam yang kotor tatkala engkau kembali, kembali lah dengan warna putih suci lagi bercahaya sehingga bisa menerangi gelapnya jalan orang di sekitarmu.

Merpatiku…
Di kakimu aku ikat pita berwarna biru tanda bahwa dirimu pergi untuk kembali.
Orang bijak berkata :
” Jangan pernah ragu membiarkan merpati terbaik terbang jauh. Yang terbaik selalu mampu pulang.”

Kaulah yang terbaik.

                                                                                                                Salam rindu

                                                                                                                
                                                                                                               Ibumu tercinta.

Tak terasa air mata kini menbasahi pipiku, aku yang selama ini begitu keras, tak pernah meneteskan air mata, kanapa saat surat dari mu air mata ku tak bisa aku bendung…

Apakah kerinduanku akan keluargaku telah lama aku pendam tanpa aku sadari…?
Atau hanya karena keadaan di negeri ini sedang terjadi konflik ». yang menyisakan puing-puing trauma dua tahun lalu yang menimpa aku dan dua sahabatku sehingga kami harus mendekam di penjara selama satu hari….?

Aku tidak mengerti, jika semua ini adalah penyebabnya, jika saja iya sudah barang tentu aku bukanlah merpati yang terbaik, jadi aku hanyalah seekor capung yang terbang mengikuti arah angin…?
" It’s impossible, I can’t be like that, I’m a pigeon, and i can fly where i need, where i want."

Aku merasa terlalu amat lemah, jika kerinduan akau ibu-bapaku datang menghampiri, biar orang berkata cengeng asal air mata ini bisa jadi penawar rindu-ku bagi mereka.

Tak kuasa aku melipat surat yang engkau titipkan lewat sahabatku tiga bulan lalu ibu, ingin rasanya aku tertidur dengan surat ini karena disana ada wajahmu yang sedang tersenyum.

Aku beranjak menuju kamar mandi berwudhu’ demi menghadap sang pencipta rindu.
Aku berbaring di kasur kesanyanganku dengan tatapan kosong menunggu mataku terpejam.

Tanpa kusadari ternyata sahabatku mengerti apa yang aku rasakan saat ini, dia mengerti aku, mengerti sifatku, padahal aku sudah berusaha menutupi semua ini.

Dia mendekati ku..

” mul…! Ente lagi kangen sama mamak ente kan…? ana tau ente tu anak terakhir, ana punya adek, jadi ana tau gimana sifat anak terakhir itu, lagian kita sudah berteman lebih dari tujuh tahun,..

Sudah lah mul, kalau lagi bersedih jangan lama-lama, tu sajadah ada wudhu’ sana nangis di Depan Allah biar ente di beri ketabahan dan kesabaran dalam menjalani ini, ini kan pilihan ente dulu,.. ya gak..?
Mereka baik-baik saja insyaallah” ujar temanku yang akrab di panggil Habib
.
Aku menoleh kedia tanpa kata hanya bisa tersenyum.

” gitu donk…! Kan manis gitu, enak diliat kalau ente senyum… Hehehe ” canda dia.

Dalam hati aku berkata :" manknya aku kalau gak senyum senyum hambar gitu…Yohohohoho"

“Habib… Makasih ya…"

"Ente dah jadi sahabat baik ana, walau ana belum bisa jadi sahabat yang baik… Hehehe” ujarku…

Aku terbangun tatkala azan shubuh berkumandang, aku tidak tau dimana akhir dari cerita kami, yang aku ingat hanya dua kata, kanada dan nikah… chiii...chiii...chii..chi..

Kanada adalah negeri impianku setelah negeri seribu menara ini, sedangkan nikah nikah adalah salah satu dari banyaknya planing si Habib, dia ingin nikah setelah dapat gelar LC… 
 
Seperti biasanya aku bergegas untuk shalat shubuh berjama’ah karena jarak antara mesjid dan apartemen tempat kami tinggal hanya 10 meter.

Hari itu aku berharap kerinduan akan orang tua-ku dan impian-ku ke KANADA bisa jadi pertamax motor-ku dalam menjalan kan misi-ku di negeri kinanah,begitu juga semangat nikah sahabat-ku si Habib semoga Allah jadikan juga sebagai bahan bakar motivasi dia.
Sekian…

“motivasi itu bisa berbentuk apa saja, walau hal itu jika di pikir dengan akal sehat tidak munkin, tapi yakinlah… Dan yakinlah… Dan yakinlah… Pencipta keyakinan dan impian itu selalu menberi yang terbaik”

Ssssst...

"impian manusia itu tidak pernah mati..."  Marshal.D.Teach

Rintihan Hati Masa Ujian

 
Google Image


Tega dirimu wahai bumi….
sengaja enkau berhenti berputar….
enkau biarkan waktuku cepat berlalu….
aku tau ini menyakitkan…

Karna ujian yang kulalui tadi belum lancar…..
hahahahaha
lucu sekali sikapmu…..
hohohoho

Sangaat dan sangaaat lucu…
loe tau gak bumi….
walau enkau tidak berputar untuk mengolok-olok ku….
gak usah mimpi aku bisa kau olok-olok….
karna aku bukanlah cabe….

Aku bukanlah kacang yang di bumbui rujak….
aku bisa lakukan apa saja….
walau enkau tak berputar…
karna aku berjalan bukan diputaranmu…

Aku berjalan di atas punggungmu….
kereeen khan….?
cukup hari ini daku engkau olok….
hari Rabu….

Akan ku buktikan bahwa aku yang mengolok-olok dikau wahai bumi…..
hahahahaha….
tidak lucu….
tidak kocak…..
hanya bikin perut berontak….
ketawa dalam keadaan lapaaaar……

#matahari musim panas bikin aku hitam

Apa Yang Akan Terjadi Jika Aceh Merdeka..?

Google Image


Kemerdekaan merupakan impian semua makhluk di dunia ini, tidak terkecuali hewan sekalipun, begitu juga dengan masyarakat Aceh yang dijuluki Serambi Mekah, menginginkan kemerdekaan dari NKRI. Mereka merasa telah dijajah di tanah air mereka sendiri, perang demi perang dilancarkan tidak cukup dengan perang pemikiran, hingga ke pertumpahan darah, bahkan harus keluar negri mencari suaka politik. Sungguh sangat mengiris hati.

Ketika Referendum digalakkan warga Aceh, ratusan orang terbunuh, belum cukup mayat bergelimpangan, Darurat militer pun di sahkan. Ketika Tsunami di Aceh menyapu bersih sebagian kota, mayat bergelimpangan tidak berbeda antara intelektual ataupun jahil, semua mata terbuka untuk Aceh dalam negeri maupun penjuru dunia. Para intelektual luar negeri berlomba-lomba turun tangan dalam membenahi Aceh supaya menjadi aman, damai, dan sejahtera.

Nota kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM disusun atau lebih dikenal dengan MOU Helsinki yang ditanda tangani pada 15 Agustus 2005, tahap perundingan antara pemerintah RI dan GAM dilakukan di Vantaa, pada 27 Ferbuari 2005 yang difasilitasi oleh Mantan Presiden Finlandia Matti Ahtisari. Proses perdamaian ini di bawah pantauan AMM (Aceh Monitoring Mission) yang beranggotakan 5 negara Asean dan beberapa gabungan negara Eropa.

“Pemerintah RI akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi persyaratan nasional, dan pemberian amnesti dari Pemerintah RI serta memperoleh semua hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan hak berpartisipasi dalam politik baik di Aceh maupun pada tingkat nasional”. Ini merupakan poin paling penting dari Nota kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM.

Tahun 2006 dan 2009, Aceh masih bisa menampakkan marwahnya sebagai negeri Serambi Makkah, Aceh berhasil melaksanakan Pilkada dengan adil dan damai.

Akan tetapi, apa yang terjadi pada Pilkada saat ini. Pilkada harus di coling down bahkan harus di tunda hingga 9 april 2012 dari tanggal yang telah di tetatapkan sebelumnya. Kenapa…?
Apakah panggranatan, pembunuhan yang terjadi dikala proses kampanye, serta protes jalur Independen yang membuat Pilkada Aceh harus di tunda. Jika iya berarti Aceh bukanlah yang seperti dulu, kini politik serta Pilkada di Aceh telah kehilangan fatsoen nya, karena persaingan mereka yang kurang memenuhi syarat atau berpaling dari aturan serta penuh dengan ketidak jelasan.

Antaranews menuliskan, “presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan 128 Duta Besar dan perwakilan organisasi internasional di gedung pancasila  menegaskan bahwa,” situasi politik di Aceh menghangat tapi terkelola, tidak terkait masalah rekonsiliasi dan reintegrasi pasca komflik di aceh.”

Apakah ini sindiran ataukah pujian terhadap pemerintah dan masyarakat aceh…? Presiden ingin melepas tangan dihadapan para duta dan organisasi internasional tersebut ataupun hanya basi-basi darinya…?

Lantas…! apa hukum masyarakat Aceh dan para intelektual terhadap Pilkada ini?
Ketika kepercayaan masyarakat dan para intelektual sudah dikhianati, maka tidak ada yang bisa melarang masyarakat untuk berpaling kepada siapa saja yang dianggap baik, walau mereka hanya bisa mengunci mulut mereka, mereka tidak bisa berbicara, bersuara. bisukah mereka…? Atau mereka tidak memahami akan Pilkada…?, mereka tidaklah bisu, akan tetapi dibelakang ada kematian yang mengancam. Mereka  hanya mampu membuat harapan dan keinginan yang terbaik untuk aceh, walau kepercayaan mereka telah sirna, hanya hati mereka yang berkata ” na droe ieh ngen tuhan, peu yang ka ie peubut, ie pubut ju ” (mereka akan mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan di depan tuhan).

Inikah konflik dalam perdamaian…? Inikah Aceh yang telah melahirkan para ulama penyebar Islam di penjuru Nusantara?, inikah Aceh yang terkenal dengan orang di dalamnya yang shaleh, taat beribadah, tempat pemimpin yang adil seperti Teuku Umar ? Sebagai warga aceh, harus menginstrospeksi diri terhadap apa yang terjadi selama ini di sekitar kita.

Apa yang akan terjadi jika aceh merdeka…?
Aceh bukanlah Iran yang di takuti Negara barat, Aceh bukanlah Singapura, Negara mungil yang canggih, Aceh juga bukan Malaysia yang ekonomi nya baik, akan tetapi Aceh hanyalah sebuah provinsi terletak di pulau Sumatra dengan luas daratan 58 juta km2. Menjadi sebuah Negara merdeka yang berdaulat bukanlah hal mustahil bagi Aceh, tapi orang Aceh tetaplah orang Aceh yang berwatak keras, pantang mau disaingi, walau masih dalam tahap kewajaran tanpa harus melanggar hukum Allah, tapi itu Aceh yang dulu, Aceh masa Sultan Iskandar Muda, Aceh masa Teuku Umar, , tidak dengan orang Aceh sekarang, sudah merasa berjasa, yang dilakukan hanyalah sebesar biji jagung jika di bandingkan dengan mereka-mereka dulu, hanya layak kita ucapkan untuk orang yang merasa berjasa saat ini adalah ,” tupee gok-gok bak u”, sebenarnya yang membuat kelapa bergoyang adalah badai, kemudian setelah badai turunlah tupai. Begitulah orang aceh sekarang, jasa orang aceh dulu di jadikan background tanda jasa terhadap umat dan Negara.

Pernahkah terlintas di benak anda apa yang akan terjadi jika Aceh merdeka, apakah Aceh akan menjadi Iran kedua, atau Singapura, ataupun Malaysia, pasti kita masyarakat menginginkan lebih hebat dari mereka.
Tapi perlu kita ketahui, menjadi sebuah Negara bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, terhindar dari musuh, bisa berbuat sesuka kita, akan tetapi suatu tanggung jawab besar. Sedangkan kita menjadi sebuah provinsi otonom saja tidak mampu memakmurkan rakyat, bahkan sebaliknya saling meneror sesama, yang besar menekan yang kecil, saling memusuhi, Korupsi, Nepotisme kita budayakan, sungguh sangat ironis jika ini yang terjadi di Aceh.

Memberikan wewenang bagi provinsi untuk membuat partai lokal bukanlah hal yang sepele bagi sebuah Negara, ini merupakan hal yang besar dengan pertimbangan matang. Pernahkah bertanya pada diri anda bangsa Aceh kenapa pemerintah Indonesia memberikan Pilkada Aceh di ikuti oleh partai lokal. Hemat saya mereka hanya ingin menguji kita, kemudian menertawakan kita, karena melihat kita tidak mampu untuk bersatu hanya karna masalah tamak akan kekuasaan bahkan munkin lebih dari itu mereka ingin mengerogoti kita dari dalam dengan kekuasaan. Malah sebaliknya kita terus saling mengadu domba antar sesama demi mendapatkan sebuah kursi dalam Pilkada, Bukan saling bahu membahu demi membangun kemaslahatan Aceh.

Belajar dari apa yang terjadi di Pilkada ini, jangankan untuk menjadi sebuah Negara seperti Iran, Singapura, atau Malaysia, menjadi negara seperti Timor Timur dengan ekonomi morat-marit tak akan mampu, bahkan lebih buruk dari mereka.

Harapan …
Kita tidak menginginkan kecuali kebaikan, harapan masyarakat adalah keadilan dalam Pilkada ini tidak ada yang namanya kecurangan, semoga Pilkada Aceh berjalan sebagaimana yang di inginkan, adil dan aman demi kesuksesan pemimpin yang di ridhai Allah serta bisa berlaku bijak layaknya Khulafaur Rasyidin. Amien.  

Teropong Sebelum Tidur...


 
Google Image

Sedikit mereview kembali 10 tahun yang lalu ketika kakek ku masih hidup.

Hari itu aku masih berumur sepuluh tahun, mulanya berniat mengunjungi kakek yang tempat tinggalnya agak berjauhan dari rumahku, beliau tinggal di daerah pegunungan yang munkin disana sedikit sekali kita jumpai mereka yang tersentuh dengan yang namanya pendidikan formal yang di sebut itu sekolah ataupun perkuliahan, yang munkin berbeda dengan kampung dimana aku menetap yang pada umumnya sudah bergelar sarjana dan menjadi PNS….

What ever lah, walaupun kakekku orang yang buta baca dan nulis alias buta huruf, alhamdulillah dia bisa pijat kalau kita sakit gigi bisa sembuh lo….

Karna ayahku pernah nyuruhku pergi kerumah kakek ketika gigiku bengkak…hehehehe hebaaaat khan….?
Oe ya kakek ku itu juga sangat bijak, apa saja yang dia katakan sangat bermamfaat, munkin jika aku tulis di note ini gak bakalan cukup, bisa jadi berjilid-jilid buku disusun dari nasihat-nasihat beliau.

Kembali lagi kepada sepuluh tahun yang lalu yang ketika aku ingin berkunjung kerumah kakek ku munkin tujuan utamaku adalah biar dapat jajan lebih, maklum saja aku masih kecil tidak faham dengan namanya silaturrahmi apalagi dengan yang katanya dipanjangkan umur, yang penting bagiku dapat jajan…
Prinsipku tidak pernah datang buat minta uang, tapi trik yang aku pakai supaya dapat uang. 

sebagaimana kata pepatah “الطريقة اهم من المادة”
“Trik itu lebih penting dari pada apa yang ingin di capai” Begitulah kira2 maknanya…

Mulanya aku mulai mijit kakek ku, yang pasti seorang kakek suka di pijit sama cucunya apalagi yang cute sepertiku…hhehhe
Yang pastinya aku itu mau dapat imbalan…
Guyonan serta candaku semua diladenin sama beliau hingga aku merasa lelah dan berhenti memijit beliau…
kakek ku berkata ketika itu:

“dek mun…! Ni sedikit jajan buatmu (ucapnya dalam bahasa aceh)”
lansung saja aku mengambilnya dengan senyum menghiasi bibirku…
Dia meneruskan ucapannya lagi “nanti kalau kamu sudah besar, jadi anak yang baik , berbakti pada ke dua orang tua…” aku mengangguk faham,

Aku pikir ketika itu nasihatnya sudah selesai, eh ternyata beliau lanjut ge…
“dek mun…! nanti ketika sudah besar dan sudah punya pekerjaan, kamu harus senang dengan apa yang kamu miliki, jangan terlalu memikirkan apa yang belum ada, karna manusia itu tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah ada, sudah punya sepeda ingin punya honda begitulah selanjutnya… Jadi kamu harus bergembira dengan apa yang ada ya…” 

aku menyahut : “kek… Mamak juga selalu bilang begitu “bergembiralah dengan apa yang ada….”

aku hanya mengiyakan… Walaupun pada waktu itu aku tidak mengerti sepenuhnya apa yang kakek katakan padaku.

Sepuluh tahun aku menjalani kehidupan sejak beliau berkata demikian, sedikit demi sedikit aku faham akan hakikat hidup.

Kakekku tidak berbohong dia berkata apa yang dia dapatkan ketika hidup.
Aku berniat dalam hati untuk selalu menjadi diri sendiri dan berpuas hati terhadap apa yang ada.
Hidup bukan untuk di kejar tapi untuk di jalani karna itu titah dari Allah. mensyukuri adalah hal yang paling susah kita aplikasikan dalam hidup, walau kadang itu kita lihat mudah.
menjadi manusia yang super itu bukanlah hal yang semudah membalikkan telapak tangan.

Hidup memang banyak pilihan…
menjalani nya bagaikan kita berjalan dalam labirin yang sangat panjang, sepanjang apapun labirin pasti ada pintu keluarnya. kebanyakan mereka pesimis akan jalan yang dilalui sehingga membuat mereka frustasi akhirnya mati bunuh diri…

Sebagian mereka optimis akan jalan yang di tempuh, tapi sayang ular yang hidup disana memakan mereka di sebabkan kelalaian akan berbagai jebakan didalamnya…
Sebagian lagi dari mereka optimis di iringi dengan penuh kehati-hatian, mereka tau labirin adalah permainan yang harus di ikuti dengan berbagai tata tertib, jebakan serta ranjau yang ada di dalam nya bisa mereka lewati dengan selamat hingga penghujung dari labirin tersebut…

Kelompok pertama mereka orang non muslim sudah pasti tidak akan selamat di akhirat, apapun usaha mereka sebelum kalimat tauhid membasahi setiap partikel yang ada dalam tubuh mereka…

Kelompok kedua mereka orang muslim, cerdas, faham akan segala yang islam ajarkan, akan tetapi kepandaian, kecerdasan yang mumpuni dalam diri mereke di gunakan untuk menghujat, mencari popularitas dengan dalih agama, menjual agama dengan imbalan shio, lok dan hok ( harta, tahta dan wanita), munkin golongan ke-2 ini adalah mereka yang liberal, ngaku islam tapi kog kekristenan, kebudhaan, kehinduan, atau apa lah nama2 agama Paganisme lainnya…
Sederetan kebodohan itu lah yang menjadi ular pemakan mereka kelak….

Adapun golongan ketiga mereka yang berkata sesuai dengan tuntunan agama kita islam, tidak mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, berjalan di jalur para perintis, menjadi generasi yang baik, mengambil agama pada guru yang terjamin shaleh…

Inilah mereka yang tidak akan Allah jadikan hawa dari azab-Nya dirasakan mereka….
semoga kita menjadi orang yang selalu bereda dalam lindungan Allah dan iman kita di pelihara oleh-Nya. dimana pada hari yang tidak berguna harta dan anak2 kecuali amal yang shalih….
waallahu a’lamj

Mesir Konflik Kita Di Pihak Yang Mana….?

 
Google Image



Kadang hidup itu perlu perubahan, Dari angka nol menjadi anka satu, Begitu juga dari angka satu bisa menjadi nol…Tidak selamanya angka nol itu buruk, kadang dia jadi lebih berharga daripada angka satu.

Kita misalkan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Selama ini emas itu sangat dan sangat berharga, apakah pernah anda menbayangkan pohong pisang itu lebih berharga daripada emas…? Munkin anda jarang berpikir bahkan tidak pernah terpikir dalam benak anda bahwa pohon pisang atau angka nol itu lebih berharga daripada emas dan angka satu.

Pernahkah anda berpikir untuk mengambil emas batangan ketika anda sedang berada dalam banjir….? Hanya orang bodoh dan gila akan harta yang akan memilih emas, sedangkan yang dia butuhkan adalah pohon pisang untuk dijadikan rakit agar dia selamat.

Begitulah popularitas yang sering hadir dalam hidup manusia. Dia sering melupakan akal sehatnya dan analisa yang benar sehingga nafsu yang dia kedepankan tanpa melihat akan kebaikan yang ada dan apa akibat yang akan terjadi.

Menurut saya ini bisa di kiaskan dengan keadaan yang terjadi di mesir saat ini,
Pihak MIliTER dan IM adalah emas…

 


Sedang kan kita sedang berada dalam banjir fitnah, kedua belah pihak sedang berada dalam perseteruan yang hampir tidak ada jalan keluar lagi, alangkah indahnya bagi kita berdiam diri menahan nafsu kita untuk tidak melaknat satu pihak dan mendoakan kebaikan untuk pihak lain. Jalan yang harus kita tempuh ialah mendoakan keduanya supaya Allah beri jalan keluar dari masalah ini, mereka muslim suadara kita semua baik IM maupun MILITER.

Jangan malah mencari popularitas dengan dalih MILITER telah menbantai masyarakatnya dan menjaga kehormatan dan darah muslim.
Karna nyawa seorang muslim itu sama seperti harga langit dan bumi. Sedangkan militer telah membunuh banyak demonstran.

Bukankah kehormatan negara juga seharga langit dan bumi. Dan MILITER memakai dalil ini.
Jadi kita harus berada di pihak yang mana….?

Selaku kita pihak yang ketiga lebih baik memilih diam dan tidak bersuara.
Seraya berdoa supaya fitnah ini cepat Allah angkat dari bumi mesir tercinta.

Jangan mencari popularitas dengan melaknat salah satu dari mereka sehingga anda dianggap punya pendirian. Anda sudah membuat diri anda berada di pihak yang salah jika berbuat demikian.

pray4egypt

Ketika Fanatisme Menbutakan Hati


 
Google image
Suatu hari seorang anak berkata pada ayahnya:

Anak : “ayah… Aku sangat benci melihat dia(seraya menunjuk kearah kawannya).
Ayah: “kanapa kamu benci dia anakku….?”
Anak: “di sekolah dia selalu menjawab ketika ibu guru bertanya, dia banyak kawan, kaya lagi, pasti dia sogok ibu guru itu biar tanya selalu sama dia dan dia pasti juga jelekin aku didepan teman-temannya biar temanku berkurang.”

Ayahnya hanya tersenyum kemudian berkata :” anakku…. Kamu pasti merasa hidup kamu itu tidak akan pernah puas, bahagia, dan senang selama sifat ini kamu simpan.”

Anak ini jadi bingung kemudian bertanya :”kog aku gak tenang, gak bahagia, gak puas ayah…?, padahal kan aku punya banyak mainan, uang juga banyak yang ayah berikan, kawan juga banyak, kog ayah bilang gitu…?”

Ayahnya menjawab: “itulah yang dinamakan dengan hidup anak ku, hidup itu kompetisi , untuk jadi yang terbaik itu harus dengan jujur walau kita kalah.walau lawan kita itu curang kita tetap harus husnuzdhan.
kita tidak pernah merasa tenang hidup selama kita berpikiran orang lain itu jelek, menganggap orang lain itu curang, dan kita berusaha ingin menghancurkan orang itu. Padahal upaya yang kita buat itu bukan MENHANCURKAN akan tetapi malah menbuat dia jadi tambah MAJU.”

"Anakku… Jika kamu merasa dirimu lebih baik dari dia, dan ingin disayangi guru, jawablah pertanyaan guru ketika dia bertanya, bukan menjelekkan kawan kita,karna orang bijak pernah berkata ” bukti orang tidak tenang ialah ia selalu ingin menang sendari, bukan maju bersama-sama.”

“Anakku…! Bukalah matamu untuk bisa melihat dengan jernih, buanglah segala sifat jelekmu itu…”

Kata mereka :
'Jika anda merasa diri lebih baik dari orang lain, atau bahkan lebih mulia dari orang lain, maka itu artinya anda lebih hina dan lebih nista dari orang tersebut..'

Mesir Berdarah Siapa Yang Disalahkan….?

 
Google Image

Mesir berdarah….
kenapa bisa….
siapa yang harus disalahkan….?
IM atau MILITER…..?

Bagi saya dua2nya salah…
Ada sebagian orang melaknat militer dan menjadikan mereka musuh islam….
LAKNAT…. saya rasa tidak pantas….
Mereka juga tidak pantas di puja karna telah menbunuh….

Mereka salah memang…

Tapi bagaimana dengan tindakan IM yang berunjuk rasa tanpa henti, tindakan apa yang harus kita ambil …?
berbagai elemen dalam negeri jadi mandul, jalan di tutup,ekonomi merosot…..

Militer mereka kurang pengetahuan agama… mereka mengajak berunding tapi di tolak oleh pihak IM karna waktu mursi mengajak berunding juga di tolak oposisi hingga terjadi kudeta….

Sekarang orang IM yang berilmu agama lebih dari militer apakah mereka tidak bisa berijtihad untuk mashalihah umum…

Militer itu bergengsi, mereka tidak akan mau di jatuhkan, mereka selamanya akan bersikap egois, bersikap arogan, karena mereka memiliki senjata…

IM yang katanya berunjuk rasa dengan damai dan berharap militer mengembalikan mursi ke bangku kepresidenan tapi itu tidak terjadi bahkan yang terjadi sebaliknya….

Jika saja IM terus bersikap egois menghadapi MILITER yang bersenjata lengkap bisa di bayangkan apa yang akan terjadi ke depan..Darah orang2 tak berdosa tumpah lagi…

Mereka menyerukan jihad melawan MILITER padahal militer itu muslim, Mereka shalat berjama’ah, baca Alqur’an diwaktu luang dan kapan saja mereka mengisi waktu dengan baca Alqur’an jika tidak ada kesibukan, mengingatkan para narapida akan waktu shalat, Menhadirkan syekh2 untuk menbimbing mereka kepada kebaikan.

Saya rasa mereka tidak pantas dilaknat, Apalagi jika mengatakan mereka kafir yang sama seperti dengan yahudi dan nasrani…

Hasbunallah wanikmal wakiiil…

Politik…
Dari kecil aku dengar politik itu kotor… 
Hanya dengan politik kita bisa jadi penguasa, hukum politik itu hukum rimba, siapa yang kuat mereka yang menang, Siapa yang banyak pendukung mereka yang menang….
Banyak yang tidak bisa menerima kekalahan, Sehingga menggunakan segala cara untuk bisa kembali jadi pemenang, apalah daya jika kekuatan kita itu lemah…

IM dan MILITER mereka sama2 manusia sama2 punya hati, sama2 tidak ingin direndahkan… IM merasa mereka telah di rendahkan dengan kudeta… MILITER merasa direndahkan karna gak bisa menjaga keamanan negara saat masa transisi sedang berjalan sehingga menbubar paksa aksi unjuk rasa dari pihak IM.
saya tidak menyalahkan IM dan menbela MILITER sehingga saya harus jadi korban laknat setelah militer karna gak punya hati terhadap pembantaian hari rabu …

Saya hanya bisa berdo’a semoga konflik cepat terselasaikan secara damai tanpa ada lagi pertumpahan darah.Semoga salah satu pihak mau mengalah demi kemaslahatan bersama Demi Mesir tercinta…

Tak perlu mengagungkan nama jihad jika sesama muslim, karna itu bukan jihad…

Saya lebih suka mengambil pemikiran syekh muhanna hafidhahullah dalam hal ini yang mengajak damai dengan jalan musyawarah yang insyaallah akan menghasilkan keputusan dari kedua pihak tanpa dirugikan..

Kalau lah ada yang merasa dirugikan semoga apa yang mereka tidak suka itu adalah baik dan apa yang mereka anggap baik itu belum tentu baik…

عسى أن تكره شيئا وهو خير لكم وعسى أن تحب شيئا وهو شر لكم..

Semoga Allah menberi jalan keluar dan mesir aman layaknya masa nabiyullah yusuf alaihi salam..

Ketika Kerinduan Menyapa…




kemana….
kemana harus kucari….
kelaut mati….?
atau kali mati….?


ke ulee titi….?
blang pidie….?
atau kah aku harus menahan diri….!

kalau kata hati…

carilah di tengah bumi ini..
jangan kau cari di tepi…
berkaca pada bayi….

gak nyambung lagi….

ingin berpuisi…
tapi pagi nya sunyi…
tak ada jangkrik menari…
hanya wajahmu menghantui….


apakah ini…..?

wahai mentari….
iyya kamu mentari…
jarang aku lihat pagi hari….


karna terlewati oleh mimpi….

Sejenak Dengan Ilmu dan Ulama

google image



Kini aku tahu kenapa ulama sekaliber Imam nawawi ingin mencium kaki guru beliau, mengapa tidak ulama adalah sumber ilmu dan hidayah, mereka perantara bagi kita untuk mengetahui Alqur’an dan Hadist Rasulullah…

Sebagaimana Ilmu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, ilmu menbuat kita bahagia dunia Akhirat. Dengan ilmu kita ditinggikan derajat di dunia dan akhirat, “Allah mengankat derajat orang2 yang beriman dan menuntut ilmu dengan beberapa derajat” Almujadalah: 11.

Sayyidina Ibnu abbas berkata : para ulama diangkat derajat oleh Allah diantara orang2 mukmin 700 derajat lebih tinggi, dan antara satu derajat kelainnya jarak perjalanan 500 tahun. Ihya’ ulumiddin”.

Dengan ilmu kita bisa mencapai kemulian didunia, bukankah dunia adalah ladang bagi Akhirat…?

 Seorang ulama dengan ilmunya dia menanam kebahagian yang abadi dengan memperbaiki akhlak dirinya dan orang sekitarnya, dan dengan ilmu menyeru orang-orang untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, menyeru mereka yang punya kedudukan dengan kebijaksanaan, menyeru orang awam dengan nasehat dan peringatan, dia bisa menyelamatkan dirinya dan orang lain dari Api neraka, inilah derajat manusia yang sangat perfect.

Rasulullah bersabda :” العالم أمين الله فى الأرض ” ulama adalah penjaga / perantara agar manusia selalu ingat kepada Allah.”

Begitu banyak kemulian-kemulian para ulama yang termaktub dalam kitab-kitab, tidaklah pantas bagi kita yang masih bodoh tanpa ilmu tidak menghormati para ulama.

Semoga kita senantiasa bisa mencintai ulama dan bisa selalu bersama mereka dalam tiap majlis ilmu yang mereka berikan nasehat dan hikmah yang Allah titipkan pada mereka.

Amiien ya rabbal’alamin.

Sejenak Bersama Rasulullah Saw. ( Kalimat Tauhid )


Google Image





Sepulangnya Rasulullah dari perang khaibar, beliau mengutus usamah bin zaid dengan kumpulan tentara kuda kedaerah perkampungan yahudi di Fadak untuk menyebarkan agama islam. 
Terdengarlah akan kedatangan utusan Rasulullah di telinga seorang laki-laki yahudi yang bernama mardasy bin nahiq al fadaky, kemudian dia bergegas mengumpulkan keluarga dan harta seraya berdiri di sebuah bukit dan berucap “aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Usamah datang menghampiri dan membunuhnya.

Sekembalinya usamah dari misi tersebut, beliau menceritakan akan kejadian tersebut kepada Rasulullah.
Rasulullah bertanya :”engkau membunuh seseorang yang mengatakan dua kalimat al-tauhid…?”.

Usamah berkata :” sesungguhnya dia berucap demikian hanya untuk mencegah dari kematian, wahai Rasulullah…”.

Kemudian Rasulullah bersabda :”engkau tidak menbelah dadanya sehingga mengetahui apa yang ada dalam hatinya, tidak mau menerima dari ucapan yang keluar dari lidahnya, dan engkau juga tidak tahu akan apa yang ada dalam dirinya…”.

Sejak saat itu usamah bersumpah tidak akan membunuh siapa saja yang mengucapkan “asyhadualla ilaahaillahu wa anna muhammad rasulullah”.
Dua kalimat tauhid adalah gambaran dari kekokohan risalah nabi Muhammad. Dengan dua kalimat ini kehormatan, martabat manusia, dan kehidupan manusia terjaga.

Dua kalimat tauhid ini yang menbuka pintu persaudaraan antar kaum muslimin, serta memberi hak dan kewajiban bagi sesama.
Pertumpahan darah dalam agama ini dianggap sangat tabu bahkan dijadikan sebagai perbuatan kriminal nomor satu, sehingga tidak di tumpahkan kecuali pada jalan yang haq.
Tidak jauh berbeda dengan kehidupan yang sedang kita susuri saat ini, jarang sekali kita menjumpai orang yang bermu’amalah dengan saudara tanpa ada prasangka dan praduga, padahal prasangka dan praduga itu selalu keluar dari sebuah kebenaran.

Selaku kita umat Nabi Muhammad saw marilah kita duduk sejenak, belajar cara bermu’amalah dengan hal-hal yang tidak kita ketahui (ghaib) tanpa ada prasangka buruk kepada sesama.

Akan tetapi melalui perenungan, pemikiran yang cermat sehingga kita tidak terjerumus dalam kesalahan bahkan dalam sebuah kemaksiatan kepada Allah.

Naudzubillah.


*Dikutip dari kitab Seratus Pancaran Cahaya Dari Kehidupan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sejenak Bersama Rasulullah.( Hakikat Seorang Anak Adam )

google image


Sayyidina Mu’azd bin Jabal menceritakan ketika beliau sedang bersama Rasulullah dalam perangvtabuk. Beliau bertanya kepada Rasulullah, "wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu pekerjaan yang membuatku masuk surga dan menjauhkan dari neraka…!"

Rasulullah berkata : "itu perkara sangat bagi siapa saja yang Allah mudahkan baginya, sembahlah Allah dan jangan
engkau sekutukannya dengan yang lain, dirikanlah shalat 5 waktu, tunaikanlah zakat, melaksanakan haji
dan berpuasa di bulan ramadhan. Dan jika engkau berkehendak aku ingin mengatakan kepada mu tentang jalan menuju kebaikan...!"


Muazd :" iya ya Rasullallah."

“Berpuasalah karena dia menjaga dari api neraka, bersedekahlah karena diamenghapus segala kesalahan, dan
tahajjudlah dengan mengharap ridha Allah.”


Dan jika engkau berkehendak aku ingin mengajarimu akan perkara yang paling pokok, serta tiangnya dan
puncaknya…!"


Muazd menjawab, "tentu wahai Rasulullah."

“Pokok dari segala perkara ialah islam sedangkan tiangnya adalah shalat dan atapnya ialah berjihad dijalan Allah."

Kemudian Rasulullah berkata lagi," jika engkau berkehendak aku ingin menberitahukan kepadamu siapa dari manusia yang mengerjakan setiap apa yang telah aku sebutkan tadi….?"

Muazd menjawab: "iya, tentu ya Rasulallah."

Kemudian Rasulullah menunjuk ke mulut beliau, dan bersabda “kita akan dihisap dengan setiap apa yang kita katakan.”

Dari hadist diatas kita bisa menyimpulkan bahwa lidah merupakan cerminan dari manusia yang sesungguhnya.
Jika dia ingin hidup bahagia di Dunia dan Akhirat hendaklah menjadikan lidahnya sebagai penopang keimanan, 


wasilah untuk menyebutkan segala kebaikan dan jembatan dalam melakukan setiap kebaikan. Dan jika lidahnya berbanding terbalik alias sering berkata bohong, bahkan munkin sudah jadi kebiasaan yang dianggap sesuatu yang kecil, padahalvberakibat akan keburukan dan sangat fatal.

“Dan apakan manusia itu bisa mengubah dirinya dari jatuh kedalam neraka jahannam kecuali hasil dari lidah mereka.” ( al durrul mantsur fi tafsir bil ma’tsur).



#kehidupan_baginda _Rasulullah.


*Dikutip dari kitab Seratus Pancaran Cahaya Dari Kehidupan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Qana'ah

Google Image

Qanaah sangatlah simpel jika kita mau mengaplikasikan dalam kehidupan kita, tidak perlu banyak tips, tidak perlu banyak baca buku, tidak perlu harus keluar keringat, hanya memerlukan satu konsep bersabar dengan tersenyum.
kadang kala banyak dari orang2 tidak mengerti apa itu qanaah yang seharusnya dia miliki sebagai seorang muslim/muslimah. karna dibalik sifat qana’ah itu ada husnuzzan kapada Allah, bukankah berprasangka baik (husnuzzan) adalah sifat terpuji…? kita memang susah untuk menjalani nya tapi seiring berjalan waktu kita akan terbiasa insyaallah.

Menurut saya qana’ah itu terbagi dua, qanaah yang baik dan qanaah yang buruk. qanaah yang baik kita selalu mensyukuri apa yang ada pada kita dan segala pemberian Allah tanpa ada rasa mengeluh. adapun qanaah yang buruk itu kita terlalu cepat berpuas diri dalam melakukan sesuatu, misalkan cepat puas dalam belajar dan merasa sudah menguasai, cepat puas dalam berbuat baik dan merasa sudah banyak pahala.

Masalah qanaah seringkali diremehkan oleh sebagian besar kita, karna masalah ini tidak nampak pada manusia lain, tidak bisa dilihat layaknya ibadah amaliah lain, karana qanaah adalah ibadah amaliah qalbiyah. beramal dengan hati lebih menentramkan daripada dengan amaliyah fi’liyah. qalbiyah lebih jauh dari riya’ sedangkan fi’liyah penuh dengan pintu riya’ jika saja iman kita tidak bisa menutupnya.

Seringkali qanaah ini terabaikan oleh kita, bukan karna sengaja tapi karna kurang yang mengingatkan kita akan hal yang sangat terpuji lni.

Selaku perintah Allah dalam alquran “saling mengingatkanlah kalian karana mengingatkan itu menberi mamfaat bagi orang2 mukmin”

Selaku merefresh kembali hati kita sebelum lebaran demi menghilangkan air mata yang mengalir karna tidak mampu akan beli baju baru. berpuaslah diri terhadap apa yang kita punya karana dibawah kita ada yang paling bawah dan jangan berbangga diri karna setiap yang diatas ada yang paling atas Allah Swt. mengingatkan sambil belajar mengamalkan, semoga Allah menbimbing kita kepada jalannya. Amiiieen..

Untuk Murid-muridku!

Google Image

Hari ini adalah hari pertamaku mengajar setelah aku menyelesaikan kuliahku di Al azhar kairo.
Teng…teng…bel berbunyi tanda jam mengajar di mulai, aku beranjak dari kantor dewan guru menuju kelas, hatiku tak karuan, aku takut tak kuasa menatap wajah-wajah mungil santri, mentalku belum kuat, aku memantapkan langkahku seiring hatiku berucap “Ini adalah kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan pesantren kepadamu Rafe dan juga amanah dari gurumu di Al Azhar untuk mengajarkan ilmu yang engkau dapat dari mereka, kamu bisa jadi yang terbaik, mulailah dengan Basmallah…!” aku berucap Bismillahir rahmanir rahim , kemudian memasuki ruang kelasku seraya  berucap “assalaamu’alaikum…” serentak para santri menjawab “wa’alaikumsalam…”
“apa kabar anak-anakku…?” “Alhamdulillah baik ustadz “. Setelah basa-basi antara aku dan muridku selesai, aku berkata “jadi pada hari ini kita akan memulai pelajaran kita di bab mubtada’ dan khabar, sekarang buka buku kalian…!” Kemudian salah seorang dari mereka menyanggah, “ustadz…! kita perkenalan dulu…!,”
Aku menyahut “Baiklah kalau begitu ustadz akan memperkenalkan diri, setelah itu kalian memperkenalkan diri satu persatu, dan minggu depan kita akan memulai mata pelajaran kita ya…!”
Dengan semangat mereka menjawab “iya ustadz…!”
“Baiklah anak-anakku, nama ustadz Rafeyadi panggil saja ustadz Rafe, ustadz alumni Al Azhar. ” Mereka pun aku persilahkan untuk memperkenalkan diri satu persatu tak satupun tidak mendapatkan giliran.
Suasana di kelas diam sesaat, kemudian salah seorang dari mereka bertanya menghidupkan suasana ,” ustadz apa penyebabnya sehingga kami malas-malasan dalam balajar, kenapa ulama-ulama dulu seperti Imam Syafi’I, Imam Nawawi mereka sungguh-sungguh dalam belajar…?” aku tersentak dengan pertanyaan muridku tersebut seraya berucap, ” ustadz akan menjawab pertanyaan kamu tidak secara lansung, tapi dengan ustadz ceritakan sepenggal kisah hidup ustadz di Kairo, bolehkan…?” tak Cuma satu orang yang menjawab tapi kini semuanya ” boleh ustaaaadz…!”.
Kini pikiranku menerawang ke masa silam saat aku berada di kairo sambil berucap,
” suatu hari di pagi yang cerah saat Matahari mulai mencoba mengintip makhluk bumi di negri para Anbiya’, saat udara musim dingin menusuk sumsum tulang, ustadz berjalan menelusuri bangunan tua menuju mesjid Al Azhar, untuk mengikuti pengajian rutinitas yang diadakan oleh Syeh-Syekh alumni Al Azhar. Walau hawa musim dingin yang beku tak membuat  langkah  terhenti, bahkan menjadi lebih ringan, sehingga ini terus ustadz jalani hingga mencapai 4 bulan, kemudian pada hari selanjutnya langkah ustadz sempat terhenti, kebosanan datang menghampiri, serta ingin menghilangkan kebiasaan baik yang ustadz lakukan, sampai-sampai ustadz berkata dalam diri sendiri ” rumah, masjid Al Azhar, rumah lagi, mesjid Al Azhar …! Bosan sudah… ini terus rute kehidupan, rute perjalanan hari-hari, dah ikut pengajian pada gak faham ge aku, gak da guna nya…!”
Ustadz mencoba menepis pikiran yang sudah di kotori setan tersebut dengan mencoba membuka sebuah buku yang berjudul Risalah Ta’alim karangan Syekh Al Banna, hadiah bagi para shahibul risalah Hizbul Ikhwan demi masa depan cemerlang. Beliau merupakan salah seorang yang ustadz kagumi pribadinya setelah Rasulullah SAW, dan para shahabat Radhiallahu Anhum, juga para guru-guru di Al Azhar.
Ketika memperhatikan judul dari risalah tersebut, tidak ada yang istimewa, hanya risalah biasa layaknya risalah-risalah lain yang sudah tersebar. Tapi kesederhanaan judul risalah itu yang membuat ustadz ingin membaca nya, seorang yang telah merubah dunia dan mengobarkan semangat para anggota Hizbul Ikhwan untuk terus bertahan, tidak munkin menulis sesuatu yang biasa tanpa ada isi yang terselip didalam nya yang sangat dalam jika kita mau menyelaminya.
Ustadz membuka risalah Syekh Al banna pada halaman pertama yang berisi muqaddimah risalah atau dalam kata lainnya kata pengantar dari beliau. Lima baris selesai ustadz baca, ketika hendak melanjutkan ke baris selanjutnya pandangan terhenti tatkala mendapatkan Syekh Al Banna membubuhkan di muqaddimah tersebut cuplikan dari sebuah ayat dari mu’jizat Nabi SAW yang berbunyi, “dan katakanlah, bekerjalah kamu niscaya Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-rasulnya dan orang-orang mukmin,dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apayang telah kamu kerjakan” Al taubah:105. Kemudian ustadz sujud syukur atas hidayah yang diberikan Allah, dalam sujud ustadz berdo’a semoga Allah merahmati Syekh Al Banna, tak terasa air mata telah membasahi tempat sujud, ustadz bangun dan kembali seraya memohon ampun atas kelalaian selama ini telah dilakukan.
Ketika itu ustadz  mencoba mengambil sebuah kesimpulan dari ayat tersebut, bahwa  tujuan hidup manusia adalah semua nya untuk akhirat, begitu juga karakter atau sifat yang telah di praktek kan para Syekh-Syekh di Al Azhar,mereka menghidupkn majlis-majlis ilmu di mesjid tanpa pamrih, itu semua mereka jadikan tabungan untuk hari petang kelak.
ustadz tidak peduli betul atau salah yang tersimpulkan dari ayat tersebut, yang penting ustadz semangat kembali, karena bagi ustadz Al Qur’an adalah pedoman yang bisa di ambil mamfaat dari segala segi, dan tidak ada kata lain yang tersirat dalam pikiran saat itu.
Ustadz pun berkata pada diri sendiri…!
” Rafe…! Kamu harus berjanji pada dirimu sendiri untuk tidak akan mengecewakan orang tuamu di Aceh akan hasil studi yang di peroleh, juga ilmu yang tidak mumada yang  didapatkan di Kairo.”
ustadz menjawab pada diri sendiri: “insya Allah aku tidak akan mengecewakan mereka.”
Ternyata percakapan ustadz belum terhenti di sana, kemudian berucap lagi pada diri sendiri “rafe jangan sampai niatmu menuntut ilmu ke Kairo berubah menjadi menuntut materi, jika sampai berubah niat sia-sialah engkau ke Kairo…!”  insya Allah jawabku kecil.
Kalau begitu mulailah dengan Bismillah…!
Sesaat kemudian ustadz bangkitlah ustadz menuju ke kampus untuk mengikuti mata kuliah hari itu. Ketika itu juga semangat baru datang menghampiri ustadz, dan menjalani hari-hari dengan tatapan menantang dan kegagahan yang tak bisa dikalahkan, tak bisa dirobohkan bak benteng Salahuddin Al Ayyubi, walau kemampuan otak yang biasa-biasa saja, akan tetapi tujuan hidup bukanlah dunia melainkan akhirat.
Siang dan malam di setiap sujud ustadz selalu berdo’a hingga sekarang, ” terimakasih ya rab atas segala karunia , nikmat yang telah engkau berikan kepadaku, bimbinglah hambamu ini ke jalanmu, positif kan pikiran hamba terhadapMu, ridhailah hamba ya Allah… amien…!”  Begitulah sepengal kisah perjalanan hidup ustadz ketika belajar di Kairo.
Kemudian aku mengakhiri cerita tersebut dengan melontarkan pertanyaan kepada muridku, ” sekarang siapa diantara kalian yang bisa mengambil intisari sebagai jawaban dari pertanyaan kawan kalian tadi…?” murid-muridku diam tanpa suara, entah tidak tau jawaban atau munkin sedang merenungi cerita tersebut, pikirku menenangkan diri yang sejak aku bercerita  tadi sudah agak gugup.
Aku menunjuk kearah muridku yang bertanya tadi seraya berkata,”kamu Hakim sudah bisa mengambil jawaban dari cerita ustadz tadi…?”  “Alhamdulillah sudah ustadz” jawabnya singkat, “kalau begitu sekarang kamu maju kedepan ungkapkan  apa yang dapat kamu ambil menjadi jawaban dari cerita tersebut…!”
Kemudian Hakim maju dan berkata “yang dapat saya ambil intisari dari cerita ustadz adalah kita tidak boleh malas-malasan belajar,kita harus memperbaiki niat kita dalam menuntut ilmu,yaitu ikhlas karena Allah, seperti ulama-ulama dulu yang mau mengarang kitab banyak-banyak tanpa mengharapkan imbalan dari manusia akan tetapi ridha dari Allah,begitu juga Syekh-Syekh yang mengajar di majlis-majlis ilmu yang ikhlas karna Allah. Karna tujuan dari segala apa yang kita cari di dunia adalah untuk  bekal perjalanan hidup kita di akhirat kelak, Cuma itu saja yang dapat saya ambil intisarinya ustadz ” tutupnya dengan malu-malu.
Aku kagum akan muridku yang satu ini, dia bisa mengambil inti dari cerita yang aku sampaikan melebihi dari apa yang aku perkirakan. “Terikasih ya Allah akan nikmat yang engkau berikan kepadaku, syukurku belum bisa membayar segala nikmatMu”  hati kecilku berucap.
Aku kembali fokuskan pandangan ke wajah-wajah mungil di depanku, aku menatap mereka satu persatu, “kalian adalah Imam Syafi’i zaman modern, Imam Nawawi zaman metropolitan ini, kalian pahlawan bagi bangsa dan Negara, mujahidin bagi Agama. Tancapkan tombak kesungguh-sungguhan dalam dada, mulailah untuk berbuat demi bangsa dan Negara, tanpa memalingkan muka dari Agama. Tidak ada kata tidak bisa dalam kehidupan ini jika kita mau berusaha, kecerdasan bukanlah sebuah patokan untuk mengatakan seseorang  akan sukses, karna orang cerdas akan kalah jika berhadapan dengan orang yang rajin, begitu juga rajin akan kalah dengan orang yang nekat, jika saja dia tidak berani mengambil resiko, orang nekat pun akan kalah dengan orang gila, jika resiko yang di jumpai dijadikan sebuah masalah atau hambatan bagi dirinya. Apakah orang gila tidak ada yang bisa mengalahkan dia…?, ada hanya orang gila yang bisa mengalahkan orang gila, dari itu jadilah orang gila…!” ucapku pada mereka.
Aku melihat kebingungungan di raut muka mereka, kemudian aku malenjutkan kata-kataku, ” kita tidak harus menjadi orang gila, tapi kita mengambil salah satu sifat dia sebagai pelajaran, yaitu: selalu tersenyum dalam keadaan apapun, dari itu tanamkan iman dalam hati kalian, bahwa segala sesuatu yang menimpa kalian adalah ketetapan dari Allah dan pasti ada hikmahnya, selalu berprasangka baik kepada Allah serta hadapilah dengan senyuman…!”.
Baiklah anak-anakku sekalian karna waktu kita sudah habis, InsyaAllah minggu depan kita bertatap muka kembali. Ustadz minta izin “Assalamu’alaikum…!”
Aku melangkah keluar dari kelas seiring bel berbunyi mendampingiku…J
sekian