Akhwat Primadona 3 , Patah Hati


Google image



Awal tahun ajaran baru di mulai. Aku sebagai mahasiswa baru di Universitas Al Azhar dengan penuh semangat selalu menghadiri setiap jam kuliah yang sudah di tetapkan.
Hari-hari ku di awal termen l kuhabiskan dengan ke kampus dan rumah. 



Tibalah masa dimana semua kepala mendidih, tangan kembali bergerak, kaki lebih banyak terlipat, mata lebih sedikit terpejam, masa ujian termen l dimulai dua minggu lagi.
Aku mencoba membaca ulang setiap diktat dan memperhatikan setiap silabus yang akan di ujikan. Seharian bergelut dengan diktat, penat rasanya, ingin sedikit me-refresh kepala dengan pergi ke warnet manyempatkan chating bersama sahabat-sahabat lama di kampung ku.



tidak lupa aku akan seseorang yang di hatiku, dia adalah Tata Syntia. Sudah lama sekali aku tidak pernah mendengar kabar tentangnya, apa kabar dia sekarang...? Aku melihat profil dia, memperhatikan setiap perubahan.  



" Ya Allah mudahkanlah segala urusan kami...".



Itulah status terakhir yang terupdate di profil dia dan tidak lupa di akhir nya dia tulis dengan tanda pagar "#keep_fighting" dua kata ini telah menjadi kata favorit bagi sebagian mahasiswi ketika mendekati ujian setelah kata " #chayyo " yang membuat aku mual-mual saat mendengarnya.



Rasa rindu akan sosok dia kembali hinggap di hatiku, rindu akan suaranya, rindu akan senyumnya walau saat ini dia sudah memakai cadar, rindu akan tatapan matanya. Apakah ini yang namanya CLBK ( cinta lama bersemi kembali )..?
Aku gak tau apa namanya semua ini, yang jelas aku ingin berjumpa dengan Tata dalam waktu dekat, ingin mendengar suaranya, ingin menatap wajahnya walau berbalut cadar.


Aku mengirim pesan ke facebook dia, berharap cepat ada balasan, yang jelas tidak munkin bagiku mengatakan kalau aku merindukannya atau dengan kata lain kangen.
" Salam'alaikum Tata... Apa kabar...? Gimana pesiapan ujiannya...? Mantap kan...? Saling mendoakan ya...! Oeh ya Tata...! Anti masih punya ringkasan diktat mata kuliah tingkat I nggak...? Kalau ada ana mau pinjam buat foto copy..." ku klik tanda send ke fb dia.


Azan asar berkumandang, aku segera menutup akun fb ku dan menuju ke masjid terdekat berharap maha pemilik rindu tidak mencabut rinduku pada-Nya hanya karena aku rindu akan makhluk-Nya.
Di setiap sujudku ku bermunajat semoga Allah tidak menjadikan celah bagi syaitan akan rindu yang berlebihan terhadap seorang wanita yang belum halal bagiku, bermunajat agar kelak di peruntuk bagiku istri yang mencintai ku karena Allah dan mencintainya karena Allah jua.
Meminjam ringkasan hanya sebagai alasan bagiku buat jumpa dengan Tata, jika tanpa alasan aku ajak jumpa dengan dia bisa-bisa habis aku di ceramahin ma dia, mau gimana lagi hanya itu sebuah cara yang bisa mengelabui dia.


Malamnya aku dapat telpon dari dari dia.


" Assalamu'alaikum..." suaranya lembut terdengar di ujung sana.


" Waalaikum salam.." jawabku.
" Alief... Ana liat pesan di fb anta mau minjam talkhisan tingkat satu ana ya...? (kami mahasiswa Al Azhar menyebut ringkasan sebagai talkhisan ) "
" ii ya Tata... Ada nggak.?" kataku.

" Alhamdulillah tadi ana periksa masih ada, beruntung anta Alief... " ujarnya.


" Alhamdulillah ya" aku ikut bertahmid.


"Oe ya Tata...( dalam hatiku ingin ku ucapkan "tata sayang" ) kapan bisa ana ambil..?" tanyaku ingin mengakhiri obrolan, berharap tidak menimbulkan fitnah.


" Besok bisa kan...? Kita jumpa di Sabi' jam 16:00 clt. Oke...! Jangan telat. (sabi' adalah salah satu nama daerah) ".Jawabnya serta-merta menentukan waktu dan tempat tanpa menunggu persetujuanku.


Aku hanya bisa mengiyakan berharap pembicaran ini tidak terlalu lama, tidak nyaman dengan kawan-kawan satu rumah.


Aku merasa sangat bahagia hari ini bisa berjumpa dengan pujaan hatiku setelah sekian lama tidak bersua, bertegur sapa, walau tadi waktu bertemu tidak sepatah katapun keluar dari mulutku, lidahku kelu, hanya kata "iya dan Amiieen " yang bisa terucap saat dia berkata :

" semangaat belajar ya alief, ntar kita bisa pulang ke aceh bersama-sama, dan semoga kita najah semua... Amien "


Aku tampak seperti anak yang dungu tidak mengerti apa-apa hanya mengambil talkhisan dan lansung pamit pulang.


Lets gones be by gones, tidaklah mengapa asal rasa rinduku telah terobati, suaranya sudah aku dengar dan kurekam di kepalaku, bunyi bahkan kalimat yang di ucapkan. Bola mata dan alisnya bisa kulihat, ada tanda kasih sayang yang besar terpancar disana.


Ujian termen I pun berakhir, aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Tata, malu rasanya jika harus menanyakan kabar seseorang yang tidak pernah menanyakan akan kabar kita.

Dua tahun aku lalui dikairo tanpa ada kabar apapun tentang dia, aku mencoba membuka hati untuk wanita lain yang pada kemudian hari aku sadari ternyata dia hanya sebuah pelarian hatiku karena tidak bisa mandapatkan cinta dari Tata.

Saat hatiku tidak bisa menahan akan rasa rindu pada Tata, aku mencoba menghubungi seorang kakak yang tinggal serumah bersamanya, menanyakan kabar dia, kakak itu hanya menjawab :


" Tata baik-baik saja dek..."


Setelah panjang lebar kami bercerita lewat hp, tiba-tiba bunyi... Tuuut....tut..

" ah sial.. Pulsaku habis,.." kata ku kesal sendiri.

Kemudia aku mencoba mengirim pesan ke kakak itu lewat Whatsapps. 

" Maaf kak tadi pulsa ana habis " kataku.

" gpp dek, kakak ngerti juga, kita kan sama-sama mahasiswa.." jawabnya.


" oe ya dek... Kamu suka dan jatuh cinta ma Tata ya...? " kakak itu melanjutkan.


Aku diam sejenak, berpikir apakah aku harus menyimpan rasa ini atau harus aku curahkan lewat kakak ini... Akhirnya aku putuskan mejawab.


" Iya kak, ana suka ma dia, bahkan cinta ana ini dah ana pendam sejak 3 tahun yang lalu, kakak orang pertama yang ana ceritakan masalah ini, karena kakak tanya tadi...". Jawabku


" Dek.. Sebenarnya kakak tau kamu menyukai dia, tapi lupakan dia, kakak adalah orang paling dekat dengan dia di kairo, dia pernah bercerita tentang siapa ikhwan yang dia cintai, dan dia gak pernah sekalipun menyebutkan nama mu dek, jadi lupakan dia agar kamu jangan sakit hati jika ternyata orang yang dia cintai adalah sahabat kamu, kakak gak mau bilang siapa ikhwan tersebut karena kakak sudah berjanji sama dia. Adek fokus belajar aja dulu, jangan pikir akhwat dulu ya... Ntar kalau dah siap lansung lamar siapa yang adek mau...". Kakak itu menjelaskan panjang lebar.

" iya kak, Insyaallah..." jawabku singkat.


Hatiku remuk, hancur berkeping-keping, rasa yang selama ini aku pendam sia-sia, cinta yang selama ini aku anggap berbuah manis ternyata pahit dan busuk.


Aku menyesal mengenal Tata, menyesal menaruh hati padanya, menyesal jadi sahabatnya, aku menyesal pernah hidup semasa dengan dia.


Malam harinya aku duduk termenung ditemani sebungkus rokok dan secangkir kopi menemaniku, ingin kuhabiskan setiap batang rokok ini agar pikiran ku tenang.
Batang demi batang aku hisap, bara api di ujung obor yang sedang aku hisap jatuh membakar jari tanganku membangunkan alam kesadaranku akan hakikat seorang hamba dalam menghadapi setiap kegalauan hati, ternyata bukan begini yang di perintah kan oleh agama, saat hati merasa tidak tenang, kembalilah kepada Allah yang maha memberi ketenangan, pencipta cinta.

aku berucap " Terimakasih ya Allah engaku telah mengingatkan aku melalui percikan bara api rokok ku sehingga aku berhenti menghisapnya...".


Aku bergegas mengambil wudhu' dan shalat dua raka'at bermunajat kepada Allah agar mengampuni setiap dosa-dosaku karena hampir berputus asa hanya karena cinta seorang makhluknya.


Di akhir do'a aku momohon :


" Ya Allah engkau maha mengetahui akan beban yang bisa aku pikul, akan cinta yang bisa aku pelihara, akan segala asa yang aku harapkan, berikanlah segalanya sesuai dengan kebutuhanku, bukan karena pilihanku tapi karena pilihan-Mu. Dan anugerahkan lah bagi Tata syntia laki-laki yang dia cintai, berikanlah selalu kebaikan kepada dia dan kebahagian... Aaaaminn."


Aku melipat sajadahku dan beranjak menuju ketempat tidur berharap esok harinya kebahagian menyelimutiku, dan jalan kehidupanku berjalan sesuai titah agama.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »